Rabu, 09 Desember 2009

pemandangan di sekitar cikandang

sungai cikandang

CIKANDANG-2, menyusur 942km jalur selatan Banten - Jabar

Hari 5:
Saperti biasa kami bangun pagi2 sebelum adzan subuh…apalagi kamar mandi letaknya agak jauh. Kami merasakan nikmatnya menjalankan sholat berjamaah. Kami putuskan hari ini start jalan agak santai… karena muara sungai Cikandang sudah dekat. Pagi itu kembali hujan … rasanya lebih enak kalau kami mandi + BAB dulu sebelum berangkat. KD sudah 2 hari nggak mandi, dan karma banyak orang kami sengaja mengambil giliran belakangan supaya lebih santai.

Sampai jam 09.00 lebih hujan belum juga brenti. Kami ahirnya berangkat jam 10.00 sesudah sarapan dan bebersih badan. Dari pemilik warung kami mendapat informasi bahwa jalan yg rusak tinggal + 10km lagi, sampai jembatan Cilaki- itupun batu2nya sudah rata. Mmmmm saya nggak mau buru2 seneng. Biasanya nggak seperti yg dibayangin nih…Betul juga… belum sampe 1 km, saya harus jalan kaki lagi….dan lagi….dan lagi…. 10 km yg lama…. Sampai ahirnya kami ketemu dgn rombongan pekerja yg sibuk mengisi jalan dgn batu2 yg lebih kecil + truk & stumbalsnya. Lepas dari rombongan ini jalanan betul2 mulusssssssssssss!   

Kami sampai di Ranca Buaya menjelang adzan Dzuhur. Kami putuskan untuik mampir sebentar ke tempat emak. Th 2000 an kami pernah nginap di rumahnya beberapa malam. Rumah emak pindah mendekati pintu masuk dan kami diberitahu Bapak sudah meninggal 2 th yll. Kasian emak, selama ini Bapak yg jadi tulang pungggung keluarga, karma satu2nya anak emak, tangannya mengalami cacat. Jadi emang yg mencari nafkah untun anak & cucu2nya. Tidak ada teman nasi, bahkan gula sekalipun, tapi emak memaksa supaya kami mau menginap 2 malam. Sepanjang istirahat kami yg cuma 2 jam itu, emak terus2an crita soal bapak & kesehariannnya sekarang sambil nangis.
Kami bener2 berat pergi, tapi dalam hati kami punya niat untuk mengirimi baju2 bekas & sembako semampu kami.

Dalam waktu 1 jam kami sampai di muara sungai Cikandang. Ternyata jaraknya Cuma 20 km dari Ranca Buaya. Saya pikir kamui baru akan sampai disana magrib.  Kami langsung ke rumah teteh… saya bongkar ransel dan langsung mandi lagi…Jalan kaki tadi pagi + cuaca yg panas bikin saya mandi kringet. Kalo sekarang mandinya lama krn airnya melimpahhhhh   dan yg penting kamar mandi nya deket.

Waktu yg ada bener2 kami pake untuk istirahat & makan. Lepas sholat Isya kami udah bener2 pulesssss. 

CIKANDANG -1, menyusur 942km jalur selatan Banten - Jabar

Hari 4:
Kami meninggalkan Ujung Genteng tepat jam 09.00 dengan tekad menuju muara sungai Cikandang. Rute yang kami ambil kali ini :Surade, Agra Binta, Tegal Buleud, Sindang Barang, Cidaon, Jayanti, Ranca Buaya, Cikandang.

Dari Surade kami belok ke kanan memasuk Jalur Selatan Jawa Barat. Beberapa tahun yang lalu saya dan KD pernah menyusur jalur selatan Jabar dari arah Pangandaran berhenti di daerah Cikandang, karena jembatan berikutnya belum terpasang. Menyusur dari arah Cidaonpun pernah (mengambil dari arah Cisewu), tapi berhenti di dekat pantai Jayanti karena jembatan juga belum terpasang. Kali ini kami betul2 bersemangat untuk melewati jembatan2 baru yang beberapa tahun yang lalu belum terpasang karena karena KD membaca artikel di salah satu surat kabar keluaran jawa barat, bahwa “JALUR SELATAN JABAR MULUS” karena sudah dilalui gubernur Jabar yg baru.

Tidak lama lepas Surade kami mulai memasuki daerah Agra Binta…hutan karet… hutan jati……sedikit2 jalanan mulai rusak….kemudian masuk ke daerah perkebunan kelapa….beribu2 hektar….di kiri kanan banyak terlihat rumah2 pembuat gula merah. Kami sempat mampir di salah satu rumah untuk minta air yg belum diolah menjadi gula. Jalan yang rusak bener2 bikin capek. Saya kira jalan yang rusak Cuma di daerah Banten aja…. Nggak taunya masuk wilayah Jabar masih juga banyak jalan yg rusak.
Sepanjang jalan saya ngomel2 terus… karena merasa ditipu artikel koran itu. Sialannn benrerrrrr   sebenernya wartawannya pernah survey jalur selatan Jabar atau enggak sih….??!!! Gilaaa…..kok bisa2nya bikin artikel yg menyesatkan!!!!   

Menjelang dzuhur kami istirahat di satu warung sambil menunggu hujan reda. Rasanya nggak mungkin boncengan pake motor karena kondisi jalan yg rusak. Badan saya sakit semua!  Ahirnya diputuskan saya menumpang truk yg lewat, sementara KD tetap jalan dengan motor. Cuma truk satu2nya kendaraan yang bisa saya tumpangi. Mobil2 bak terbuka lainnya yg lewat selalu penuh. Lumayan 10 km numpang truk. Lepas melewati Keon Kelapa kami masih melewati hutan jati. Perjalanan yg cuma beberapa puluh km makin melambat jalannya semakin parah. Sepertinya disebabkan muatan truk yg overweight mengangkut gelondongan kayu jati…banyak jalan terkelupas.

Lepas dari daerah perkebunan & hutan jalan mulai mulus lagi.  . Hujan nggak bikin kami berenti jalan, karena dari awal sudah antisipasi dgn nyiapin peralatan tempur. (istilah kami untuk peralatan berhujan-hujan). Masih hujan grimis waktu kami melewati Tegal Buleud, Sindang Barang dan Cidaon. Beberapa kali KD nawarin saya untuk bermalam di pantai Jayanti. Tapi saya ogah banget tuhh…. Beberapa tahun yll kami pernah nginap disana & pantainya kotor. Satu2nya penginapan yg lumayan - agak angker. Jadi malezzz. Saya bener2 ngiler untuk cepet2 sampai ke muara sungai Cikandang malam itu. Ada rumah teteh, tempat kami biasa nginap kalo membawa tamu2 rafting di sungai Cikandang.

Kami melewati daerah pantai wisata Jayanti sekitar jam 17.00…. sayangnya nggak lama dari situ jalanan kembali rusak…ampunnnn …ditambah licin karena hujan . Sesudah melewai Jembatan Cisela kami terpaksa berhenti. Di depan jalanan gelap, rusak & hujan. Ada warung di pinggir jalan, kami mampir disitu dan hujan makin deres. Kebetulan masuk waktu magrib. Kami putuskan untuk istirahat dulu, sambil cari kemungkinan nebeng truk yang lewat lagi.

Kebetulan waktu itu ada 1 rombongan mobil isi 10 orang yg mampir di warung, sama2 nggak brani nerusin perjalanan karena nggak kenal medan di depan. Jadilah kami rame2 disitu…mana warungnya sempit….dan ahirnya kami putuskan untuk numpang tidur di rumah pemilik warung….. Woahhhhh rumahnya gede!!  Kami rame2 bermalam disitu. Cuma sayang seperti umumnya rumah di desa… kamar madinya jauh!  Biar begitu tidur saya pulesssss, karena tempatnya nyaman.  dan hujan masih turun terus sampai subuh….

UJUNG GENTENG, menyusur 942km jalur selatan Banten - Jabar

Hari ke 3:
Kami bangun pagi2 sekali sebelum waktu sholat subuh...niatnya sih mau berangkat jam 06.00. Rupanya Bapak masih belum lepas rasa kangennya. Jadilah kami diajak ngobrol sampai jam 08.00 lebih. Dengan berat hati ahirnya jam 09.00 kami pamit. Sebelumnya Bapak & Ibu minta di foto dan titip pesan supaya di cetak & di kirim untuk keperluan memperpanjang KTP.

Tujuan kami ke Ujung Genteng, jadi rute yg kami ambil, kembali Sumur, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik, Muarabinuangeun, Bayah, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Jampang Kulon, Surade , terus lanjut ke Ujung Genteng.

Pagi ini kami bisa pilah pilih jalan di sepanjang jalan yang rusak. Padahal kemaren malam rasanya nggak ada bagian yg bisa dilewati….. (biasa udah capekkkk). Kami sampai di Sumur dalam 1 jam. Kami teruskan perjalanan menuju Muarabinuangen. Di tengah jalan kami mampir di pasar Cibaliung untuk membeli golok & gula aren. Gula arennya menggiurkan... dibungkus pake semacam daun pandan. Nyam-nyam...  1 bungkus Rp. 6000,- . Kami beli 3 bungkus....Duh, bawaan jadi tambah berat! Tapi nggak papa lah… rasanya memang enak! 

Kami harus terus bergerak, masih panjang jalanan rusak yg harus dilewati. Sebelum mencapai Bayah masuk waktu dzuhur, kami berhenti istirahat di pom bensin yg cukup bersih untuk sholat & membasuh muka. Cuaca betul2 panassss.... baju & celana sudah basah keringat. Karena jalanan sepi saya sering melepas helm..... bener2 swegerrrrr.......!!

Lepas ashar kami sempat berhenti sebentar di atas bukit sebelum masuk daerah Cisolok. pemandangannnya luarrrr biasa! Tapi nggak bias lama2… karena udah sore. Masuk waktu Magrib kami sudah melewati pelabuhan ratu. Kami istirahat di satu mesjid. Cuaca mulai dingin, karena daerah yg kami lalui berbukit-bukit. Karena sudah capek berathhhh saya minta KD supaya malam ini istirahat di masjid tersebut dan meneruskan perjalanan besok pagi. Biasa…. kami beda pendapat. Karena perjalanan masih jauh, KD ngotot kami harus sampai setidaknya ke Jampang Kulon dulu, baru cari tempat untuk istirahat. Langsung dehhhh saya pasang muka asemmmmmm!  Karna udah kelamaan diatas motor, pantat rasanya sakit banget.  Ampunnnn deh! Jadi sepanjang jalan menuju Jampang Kulon saya nggak nanggepin omongan KD. Jadilah kami berdua manyun beratttttt.    

Bener aja. Jam 21.00 kami baru masuk ke Jampang Kulon. Masjid2 sudah gelap & ditutup.... cari penginapan juga belum ketemu.... Ahirnya dengan kekuatan terakhir, kami sampai di pom bensin besar. Motor langsung parkir di dekat mushola dan kami langsung tidurrrrrrrr!!! Jam 24.00 saya bangun…Istirahat 2 jam cukup bikin badan saya seger…. Lalu pergi mandi & ganti baju bersih (bener2 nggak tahan gatel2 bekas keringet & daki..) & beres2....karena barang2 kami masih berserakan dimana2.... Sesudah itu saya tidur lagi. Ini pengalaman pertama saya tidur di mushola pom bensin. Saya pikir ini bakal jadi pengalaman terakhir yg nggak ngenakin, ehhh ternyata di depan bakal ada pegalaman2 baru lainnya yang nggak kalah seru…

Sebelum adzan subuh kami sudah bangun, langsung beberes. Selesai sholat kami langsung berangkat lagi. Hah!!!! hari ini kami udah ngobrol lagi....karna suasana hati udah oke    Ternyata jarak dari pom bensin ke Ujung Genteng tinggal 20 km lagi. Kami putar2 pantai....beberapa hari kemaren baru ada peryaan Hari Nelayan disini. Mmmmm sampah dimana2….  Kami lihat disekitar pantai ada kebon kelapa berhektar2.... daerah ini sentra penghasil gula kelapa. Kami sempat mampir ke salah satu hotel disana & ngobrol dengan H. Babuk sesepuhnya. Pemandangannya yahud. Jam 09.00 kami meninggalkan Ujung Genteng menuju muara sungai Cikandang.

Mari Bicara

Dimana Menghubungi Saya?

HP : 087825203130
Telp : 021-8758911